Kalau kita mendegar
kata kompetisi tentu sebuah perhelatan olah raga : main bola, balap mobil atau
hal yang berbau negatif. Kompetisi terkadang membuat orang menghalalkan segala
cara untuk meraih kemenangan. Tapi tidak itu yang terjadi di kelas 4 SDN 101775 Sampali.
Jadi kompetisi apa? Kompetisi
menjadi siswa terbaik dengan kerja kelompok yang rancang oleh guru-guru
praktek pembelajaran aktif kreatif dan menyenangkan “PAKEM” Usaid Prioritas
Sumatera Utara tanggal 19 Oktober 2013. Pembelajaran IPA hari
itu berbeda dari biasanya, posisi duduk yang biasanya berbaris sejajar diubah
oleh para guru yang akan berpraktek dengan membentuk kelompok-kelompok kecil
dengan menggabungkan 2 meja. Para siswa pun mulai riuh dengan suara-suara
kebingungan ‘kesan pertama yang begitu berbeda tentunya” kemudian sang guru
memanjangkan medianya mengolongkan hewan berdasarkan makanannya di papan tulis.
Dan melekatkan lembar kerja disebelahnya.
Guru Membuka Jawaban |
Kemudian siswa diminta
untuk memilih hewan dari gambar di depan dan menuliskannya di kertas Post-it
yang beraneka warna, termasuk hewan pemakan apakah dia, Pemakan tumbuhan, pemakan hewan,
pemakan hewan dan tumbuhan atau pemakan
insekta?, para siswa pun antusias untuk menuliskan nama-nama hewan yang mereka
liat di gambar dan menuliskan di kerta Post-it dan melekatkannya di lembar kerja di papan tulis.
Tebak
Menebak Yang Membuat Penasaran
Selanjutnya setelah semua
hewan tercatat, semua guru meminta siswa menebak hewan pemakan tumbuhan disebut
apa ?...Kelompok siswa mulai berdiskusi
dan memikirkan jawaban, setiap kelompok diberi kesempatan untuk menebak apakah
nama hewan yang telah mereka lengketkan tadi termasuk kelompok herbivora,
karnivora, omnivora atau insectivora? Setiap kelompok sangat antusias
berdiskusi. Jika ada kelompok yang menjawab benar dari pertanyaan maka guru
akan membuka lembar jawaban.
Kompetisi
yang Efektif dan Sportif
Kompetisi pemanasan
sudah dimulai tadi dalam penentuan nama hewan pemakan tumbuhan termasuk
herbivora dll. Kompetisi kedua membuat pertarungan kelompok makin memanas, yang
membuat saya terkagum mengamatinya adalah kompetisi yang dilakukan anak-anak
ini sangat sportif jauh dari hal-hal curang yang sering kita lihat di
lingkungan orang dewasa. Dalam hati inilah calon-calon penjaga sportivitas
negara kita. Amin.
Berdiskusi Sebelum Mengelompokkan |
Guru kreatif membagikan
foto-foto hewan dari berbagai jenis dan memberi lembar kerja bagi setiap
kelompok. Kemudian guru menugaskan setiap kelompok untuk berkompetisi untuk
mengelompokkan semua hewan dan menggolongkan jenis makanannya. Kompetisi berjalan
sangat efektif dimana tiap-tiap kelompok memunculkan ide-ide baru diluar dugaan
saya sebagai pengamat. Ada kelompok yang memunculkan pemimpin kelompok, yang
secara tiba-tiba membagi tugas teman-temannya. Ada yang setiap anggotanya punya
inisiatif masing-masing terhadap tugas yang mereka lakukan ada kelompok yang
semberautan melakukan kerja kelompok walaupun masih dalam tataran sportivitas.
Dan yang paling membangkan ada kelompok yang berdiskusi terlebih dahulu memilah
hewan dulu kemudian melekatkanya dilembar kerja. Sebuah variasi dan
keanekaragaman ide dan perbedaan yang sangat indah ditampilkan anak-anak SDN
101775 Sampali, begitu polos dan bersahaja.
Antusias yang Harus Dijaga |
Kompetisi
tersebut di tutup manis oleh sang guru dengan memajang hasil karya setiap
kelompok di depan kelas. Kemudian setiap kelompok diminta untuk mengoreksi
pekerjaan kelompok lain. Mereka sangat
antusias memberikan masukan terhadap lembar kerja kelompok lain, kelompok yang
diberikan masukkan juga tidak kalah antusiasnya memberikan argumen kenapa
hewan-hewan tersebut dikelompokkan kekatagori tersebut, sebuah permainan peran
yang sempurna.
Sesi
wawancara yang saya lakukan terhadap guru setelah hasil praktek adalah:
H : Bagaimana perasaan ibu
setelah menerapkan pembelajaran “PAKEM” ?
Guru : Begitu lelah Pak “dengan
senyum simpul”
H : Lelah, apa yang ibu
rasakan?
Guru : Baru kali ini saya menemukan siswa yang antusias belajar, semangat.
Benar dan salah jawaban siswa belakangan,
tugas guru Lah yang meluruskannya
H : Lelah ibu terbayar kalau begitu !
Guru :
pasti iya Pak, sempat khawatir apakah pembelajaran ini akan berhasil, apakah
siswa merespon atau tidak. Tapi belajar 2 jam tadi tidak terasa, saya berasa
jadi guru yang sebenarnya.
H :
jadi selama ini belum jadi guru sebenarnya dong Buk?
Guru :
hahahahahah (tertawa lebar), kalau dulu ya ceramah, kasih tugas di nilai itu
ajak Pak
H :
hahahah “Ketawa juga” Bener-benar
Dan
hari itu praktek dikelas 4 SDN 101775 Sampali, di tutup dengan momen termanis
yang sayang dengar, ibu-ibu panggil anak-anak, iya jawab sang ibu guru dengan
lembut. Kapan ibu mengajar lagi. Ibu guru itu memegang kepala beberapa anak dan
senyum haru dan berlalu pergi. Apa yang paling indah saat kita menjadi seorang
guru ialah Ketika kehadiran kita mereka rindukan itulah sejatinya :guru
profesional”.
Disarikan
oleh: halim simatupang
No comments:
Post a Comment
Kritik dan Saran