Monday, October 21, 2013

BELAJAR MEMBACA “TIDAK LAGI INI BUDI,INI IBU BUDI,dan INI BAPAK BUDI”


Ibu Eva Rahmayani Guru Madrasah Ibtidaiyah Madinatussalam Medan ini membuat gebrakan baru ketika melakukan praktek mengajar Penerapan Pembelajaran Aktif Kreatif Menyenangkan “PAKEM” yang dilaksanakan oleh USAID PRIORITAS Sumatera Utara Pada tanggal 19 Okotober 2013.
Kita tentu masih ingat ketika menempuh pendidikan di sekolah dasar dulu, kita selalu disuguhkan belajar mengenal huruf dan menulis dengan jargon “ini Ibu Budi, ini Bapak Budi”.

Siswa Memilih Kartu Huruf


Atau gurunya sudah menganggap siswa kelas 1 semua sudah pandai membaca dan langsung babat habis dengan menyuruh kita mengeja huruf-huruf dengan pengalan-pengalan kata misalnya: ma-kan, ti-dur, Ka-la-h. Ada juga guru yang menganggap bahwa semua siswa tidak pandai membaca dengan mengajari anak menulis huruf a, b, c ,d dan seterusnya. Atau mengulang mengeja huruf-huruf dan bahkan ada yang menghafalnya. Ini tentu menghilangkan pembelajaran tingkat Sekolah Dasar yang harus konkret, artinya harus nyata, dapat dilihat dan dirasakan oleh peserta didik.

Apa yang dilakukan Ibu Eva Rahmayani tentunya sebuah inovasi yang sangat baik, buat oase pendidikan kita sekarang haus akan figur-figur guru seperti beliau. Pengenalan huruf yang dilakukan ibu Eva yaitu dengan tema “Diri Sendiri” Ibu Eva membuat gambar bagian-bagian tubuh dan menuliskan namanya. Kemudian Ibu Eva membuat lagi potongan-potongan huruf bagian tubuh tersebut menjadi satu bagian-bagian kecil yang berisi huruf 1 huruf. Selanjutnya siswa diminta untuk memberi nama bagian-bagian tubuh tesebut dengan memilih huruf-huruf yang sudah di tulis dan diletakkan dimeja. Siswa tinggal memilih dan melekatkannya.

Siswa Melekatkan Kartu Huruf di Papan Tulis
Antusias Yang Menggembirakan
Apa yang terjadi di kelas Ibu Eva?
Tentu itu pertanyaan yang mencuat selanjutnya, dari pengamatan yang saya lakukan kelas menjadi semarak, meriah ribut. Wah sangat-sangat menggembirakan.
Pertanyaan berikutnya kenapa ribut dibiarkan?.

Tentu sekolah dasar harus ribut, kalau tidak ribut itu namanya sekolah para orang dewasa, tapi sebagai guru SD bagaimana kita mengelola ribut anak-anak menjadi ribut yang bernilai belajar, bernilai motivasi dan antusias. Dengan semangat yang dilakukan oleh ibu Eva, 2 jam mengajar pun lewat dengan pengalaman yang mengasikkan dan atuasias yang tak terlupakan oleh siswa-siswi SDN 101775 Sampali.

Menurut Ibu Eva Rahmayani, menggunakan media kartu-kartu huruf awalnya sempat ragu, apakah siswa mau disuruh ke depan, apakah siswa mengenal huruf yang akan dipilih, banyak pertanyaan yang berkecamuk. Namun, niat yang tulus dan usaha yang maksimal terbayar sudah dengan bangga Ibu Eva mengatakan hasil Mengajar hari ini.

“ Alhamdullillah sukses.
“ anak-anak yang saya ajar, saya tidak menyangka sangat antusias
“malah mereka berebut untuk memilih huruf-huruf untuk ditempelkan”
Sekarang tidak tidak ada lagi belajar mengenal huruf dan membaca dengan cari ini budi, ini ibu budi dan ini bapak budi, tidak ada lagi belajar membaca mengeja memenggal kata.
Kita tidak akan temukan lagi siswa yang dipanggil ke depan dia tidak mau atau tidak berani, jika kita membuat inovasi dan masuk kedunia mereka yang indah yaitu dunia anak-anak “dunia bermain”.

Diliput Oleh: Halim Simatupang

No comments:

Post a Comment

Kritik dan Saran